Bila versi Motor Plus Award 2008 adalah Honda Tiger. Maka versiku, sama Honda juga sih..tapi Honda C series. Yup..Kok malah motor bebek?
Alasannya sederhana saja. Tiger ‘baru’ berumur 15 tahun. Sedangkan C series sudah menjejakan rodanya ke muka bumi lebih dari 50 tahun lalu ! Satu lagi, di dunia ! catett.. Juga salah satu dari wujud kebangkitan Jepang dari keterpurukan pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki..
Simak yuk perjalanannya..
Agustus 1958 penjualan Super Cub C100 dimulai (4-tak pendingin udara, silinder tunggal, OHV engine, 49cc, 4.5 HP)
Tempat produksi: Yamato Plant (kemudian menjadi Saitama Factory Wako Plant)
- 1959 Ekspor perdana ke negeri Paman Sam
- 1960 produksi di Pabrik Suzuka dimulai
- 1961 total produk yang telah dibuat 1 juta unit
- 1961 produksi komponen dimulai di Taiwan (pertama kali diproduksi di luar Jepang)
- 1964 penjualan Super Cub C65 (the first OHC engine) dimulai
- 1966 penjualan Super Cub C50 (OHC engine) dimulai
- 1967 total produk yang telah dibuat 5 juta unit
- 1974 total produk yang telah dibuat 10 juta unit
- 1983 Konsumsi bahan bakar 180km/liter (30km/jam kecepatan konstan) mempergunakan Honda C50
- 1991 Produksi dipindahkan ke pabrik Kumamoto
- 1992 total produk yang telah dibuat 10 juta unit
- 2005 total produk yang telah dibuat 50 juta unit
- 2007 pemasok bahan bakar injeksi Honda’s PGM-FI diterapkan pada Super CUb
- 2008 total produk yang telah dibuat 60 juta unit (April) Bujug..buneng..60 juta dan masih bisa bertambah lagi…
Sejak diperkenalkan pertama kalinya Super Cub C100 di tahun 1958,Super Cub telah terjual di 160 negara hingga saat ini,dan hebatnya konsumen masih menikmati setiap hari di penjuru dunia.
Produksi perdana Super Cub di luar Jepang adalah di Taiwan dengan beberapa komponen penting tetap diproduksi di Jepang.Honda ingin mempertegas komitmen untuk senantiasa dekat dengan konsumen.
Honda Cub series masih diproduksi di 16 pabrik di 15 negara di planet bumi,termasuk Indonesia tentunya.Oh,iya. Motor inilah yang menghantarkan perusahaan motor Jepang menjadi industri otomotif international.
Soichiro Honda, sang pendiri, sepertinya memang dikaruniai kemampuan ‘futuristic’. Pasalnya di kala pabrikan lain memproduksi 2 tak maka beliau menciptakan mesin 50 cc 4 tak yang sangat ekonomis dan tangguh. Baginya kelak, dunia akan membutuhkan sarana transportasi yang ramah lingkungan,irit bahan bakar,dan performa tinggi.
Selain itu, desain yang sangat unik.Pasalnya menerapkan rangka ‘underbone’ yang sama sekali berbeda dengan pakem yang telah ada. Kemudian kopling sentrifugal untuk perpindahan gigi yang praktis,sayap putih besar untuk melindungi bikers dari kotoran dan angin. Oh,iya. Inilah makanya masyarakat Indonesia menyebut motor ini,dan yang lainnya sebagai motor bebek.Soichiri mengeliminir komponen yang dari besi, karena membuat berat bertambah dan biaya produksi mahal. Bahan yang terbuat dari logampun dari besi bekas..
Sejak supercub diciptakan hingga sekarang namun rancangan dasarnya dan konsepnya tak berubah dan ini sebuah kebanggaan tradisi gaya yang unik. Luar biasa !
Bahkan untuk daerah Indonesia sendiri, panjang deretan nama produk yang memakai produk ini. Sebut saja Astrea C70,Super 700, Super 800,Astrea 800,Astrea Star,Astrea Prima, Astrea Grand, Astrea Impressa.
Untuk yang ini kodenya berubah menjadi NF100 tapi basis engine tetap sama Astrea Supra, Astrea Supra X,Astrea Legenda, Astrea Legenda 2,Astrea Supra V, Astrea Supra XX,Supra Fit, New Supra Fit, Fit S, Revo,dan Fit X.(capek juga ngetiknya..) Malah bisa jadi ada yang kelewat..
Sayangnya.. sebentar lagi, PT. Astra Honda Motor (AHM) akan menghentikan produksi motor 100 cc-nya di Indonesia. Akan digantikan varian terbaru dengan kapasitas 110 cc dan sama sekali baru. Sungguh amat menyedihkan..Legenda motor dengan kapasitas 97,1 cc akan segera berakhir di Indonesia..
Bagaimanapun kami akan senantiasa mengenangmu..
Untuk itu...mari kita bersama-sama terus pertahankan keutuhan Legenda motor dengan kapasitas 97,1 cc
BalasHapusBro dari bekasi ikutan nimbrung nich
BalasHapus